Rentetan ledakan slot terdengar di Kiev dan berbagai kota Ukraina setelah dimulainya operasi militer Rusia pada 24 Februari 2022, menandai eskalasi besar dalam konflik yang telah berlangsung lama di wilayah tersebut. Invasi ini dimulai dengan serangan rudal dan udara yang masif, diikuti oleh invasi darat dari berbagai arah, termasuk dari Belarus ke Kyiv, dari Krimea di selatan, serta dari wilayah Donbas di timur Ukraina28.
Pada hari pertama invasi, ledakan keras mengguncang ibu kota Kiev dan kota-kota lain seperti Kharkiv, Odessa, dan Donbas. Serangan ini menargetkan infrastruktur militer dan sipil, termasuk pembangkit listrik dan fasilitas penting lainnya. Misalnya, pertempuran sengit terjadi di dekat pembangkit listrik CHP-6 di distrik Troieshchyna, Kiev, yang diduga merupakan upaya Rusia untuk memutus aliran listrik di wilayah tersebut3. Ledakan dan serangan rudal juga dilaporkan terjadi di kota-kota pelabuhan seperti Mariupol dan Mykolaiv, serta di wilayah selatan Kherson dan utara Zhytomyr45.
Serangan ini menyebabkan kerusakan besar dan korban jiwa, baik di kalangan militer maupun warga sipil. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengumumkan darurat militer dan mobilisasi umum bagi pria usia 18-60 tahun untuk mempertahankan negara. Banyak warga sipil terpaksa mengungsi, dengan sekitar 100.000 orang meninggalkan Kiev dan kota-kota lain pada awal invasi6. Warga juga berlindung di stasiun kereta bawah tanah dan tempat-tempat aman lainnya untuk menghindari serangan udara dan ledakan yang terus berlangsung.
Sistem pertahanan udara Ukraina berusaha keras untuk menangkis serangan rudal Rusia. Pada malam Tahun Baru 2023, misalnya, rentetan ledakan terdengar di Kiev dan wilayah sekitarnya saat sirene serangan udara meraung. Sistem pertahanan udara Ukraina berhasil menghancurkan 23 objek udara yang diluncurkan Rusia, meskipun pecahan rudal yang berhasil dicegat sempat merusak sebuah mobil di pusat kota15. Serangan-serangan ini terus berlanjut meskipun perang telah memasuki bulan ke-11, menunjukkan bahwa konflik belum menunjukkan tanda-tanda mereda.
Selain serangan rudal dan udara, Kiev juga beberapa kali diguncang oleh ledakan yang diduga berasal dari serangan drone. Pada Desember 2022, rentetan ledakan keras terdengar sejak dini hari, menimbulkan ketegangan dan kekhawatiran di ibu kota Ukraina7. Serangan-serangan ini menambah kompleksitas dan intensitas konflik yang sudah berlangsung lama.
Pasukan Rusia sempat berhasil memasuki distrik utara Kiev, seperti Obolon, dan terjadi pertempuran sengit di pinggiran ibu kota. Namun, perlawanan kuat dari militer Ukraina memaksa pasukan Rusia mundur dari wilayah sekitar Kiev pada awal April 202226. Meskipun demikian, serangan rudal dan udara tetap berlanjut di berbagai wilayah Ukraina, termasuk serangan simultan di garis depan sepanjang 500 kilometer dari Kharkiv sampai Donetsk dan Luhansk2.
Konflik ini juga memicu reaksi internasional yang luas. Amerika Serikat, Inggris, dan negara-negara Barat lainnya menjatuhkan sanksi berat terhadap Rusia, termasuk pembekuan aset dan pembatasan keuangan, sebagai respons atas invasi tersebut6. Sementara itu, Ukraina terus berupaya mempertahankan wilayahnya dengan dukungan militer dan kemanusiaan dari negara-negara sekutu.
Secara keseluruhan, rentetan ledakan yang mengguncang Kiev dan kota-kota Ukraina lainnya sejak dimulainya operasi militer Rusia mencerminkan eskalasi konflik yang berdampak besar pada keamanan, infrastruktur, dan kehidupan warga sipil. Perang ini telah mengubah lanskap geopolitik Eropa Timur dan menimbulkan krisis kemanusiaan yang mendalam, dengan jutaan orang terdampak oleh kekerasan dan pengungsian235. Konflik ini masih berlangsung dan menjadi fokus perhatian dunia internasional dalam upaya mencari solusi damai.